Teks Berjalan
Kamis, 20 Oktober 2016
TEHNIK MEMATAHKAN BENDA KERAS (TAMESHIWARI)
Teknik meremuk/mematahkan/menghancurkan benda/objek keras hanya
merupakan salah satu bagian kecil dari Latihan Karate, dimana dalam teknik ini
sebenarnya merupakan peragaan kecepatan dan tenaga yang dapat dicapai oleh
tubuh lewat serangkaian proses latihan yang panjang dan melelahkan.
Seorang Karateka harus mampu memusatkan dan membangkitkan segala
kekuatannya terhadap objek yang akan diremukkannya. Bila muncul keraguan dalam dirinya
akan kemampuan meremukkan benda tersebut, bahkan sebelum dia melakukan pukulan,
maka keraguan yang muncul tersebut mau tidak mau, suka tidak suka akan mengurangi kekuatannya dalam memukul, dan
kalau sudah begitu tentunya objek yang akan dijadikan sasaran memukul pastinya tidak
akan remuk. Pada prinsipnya bisa tidaknya objek tersebut remuk atau hancur, itu
tergantung dari pemusatan dari pikiran
kita. Takut akan sakit biasanya membuat siswa ragu-ragu, dan dengan demikian
mengurangi tenaga dan kecepatannya. Siswa harus dapat membangkitkan dan
mengembangkan kepercayaan diri sendiri dan mampu mengatasi ketakutan psikologis
tersebut. Ia harus menyadari bahwa ia
harus mempertaruhkan tenaga dan mental yang amat besar , kebulatan tekad dan
latihan pemusatan yang dinamis yang merupakan kunci dari latihan-latihan meremukkan
atau mematahkan benda-benda keras.
Untuk meremukkan atau mematahkanbenda-benda keras ,
diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut:......Selanjautnya
PENGETAHUAN DASAR KARATE DI DOJO
Pemahaman dan Pengetahuan Dasar Karate di Dojo, Hal-hal penting yang harus diketahui Karateka selama di Dojo.
Pengelompokan
Karateka dalam berbagai level ditujukan agar dapat mendorong para
murid untuk berlatih dan menghindari kejenuhan dalam latihan.
Pengelompokan tingkat Karateka tersebut umumnya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Tingkat Kyu atau pemula ,mereka
disebut Mudansha dan umumnya level ini dimulai dari
bilangan besar (10 / 9) ke kecil (1/ 1) sebagai pembeda yang mengacu pada
tingkat penguasaan akan substansi teknik dasar
perguruannya. Penggunaan ikat pinggang dengan berbagai warna yang
diadopsi oleh Gichin Funakoshi dari sistem JudÅ oleh Jigoro
Kano lazim digunakan sampai saat ini sebagai pembeda
tingkat, dan biasanya umumdimulai dengan warna putih bagi Kohai
yang baru memulai latihan.
b. Tingkat Dan atau lanjutan / mahir ,
mereka disebut Yudansha dan umumnya level ini di Shotokan
dimulai dari bilangan kecil ( 1 ) ke besar ( 9 / 10 ) sebagai
pembeda yang lebih mengacu pada tingkat penguasaan jiwa lewat
pemahaman teknik berdasarkan substansi filosofi
perguruannya.Warna ikat pinggang yang paling umum dipakai
adalah hitam (meskipun
pada beberapa ryu / aliran ada
beberapa variasi warna yang dilakukan).Khusus Yudansha ada banyak istilah yang lebih
spesifik dalam hal penyebutan nama, yaitu :.....Selanjutnya
Kamis, 06 Oktober 2016
JALAN YANG DISEBUT DENGAN KARATE
Secara tradisional, seni bela diri (dalam Bahasa Jepang disebut budo) di
Jepang sebagaimana tempat kelahirannya di Okinawa, dibuat sebagai cara
untuk memperkuat dan membangun tubuh dan pikiran. Dari sana, karate
mulai berkembang dan mendapat adopsi yang lebih luas. Dengan kata lain,
seni bela diri Jepang dimulai dengan kata (bentuk) dan etika. Ambil saja
contoh seni Jepang upacara minum teh dan merangkai bunga. Sementara
tidak masalah minum teh atau merangkai bunga sesuka hatimu, lewat
memperkenalkan dengan gaya dan etika yang sesuai, kedua seni ini di
Jepang disebut dengan akhiran “do”, yang berarti arah atau jalan; sa-do
(dibaca cara untuk minum teh) dan ka-do (cara untuk merangkai bunga).
Lewat kata dan etika, dua hal ini dikenal sebagai “sebuah jalan” (dalam karate). Sebuah jalan yang didalamnya diperlukan untuk memahami sifat manusia, merefleksikan diri sendiri dan membangun pikiran yang selaras dengan bumi lewat mencintai bunga-bunga, alam, dsb. Seni Jepang lain yang juga telah ditetapkan sebagai jalan adalah sho-do (cara menulis kaligrafi) dan ko-do (cara menyajikan wewangian).
Belajar seni-seni tersebut tanpa merangkul jalan yang menyertainya, belajar tanpa etika dan tata cara yang sesuai, akan menghasilkan karakter yang miskin pengetahuan. Atas dasar inilah Master Gichin Funakoshi dianggap sebagai Bapak Karate Moderen, sebagai orang yang menambahkan akhiran “do” pada karate hingga menjadi kata karate-do.
Sementara banyak atlet olah raga yang dianugerahi fisik yang kuat, karakter sebagian dari mereka masih dipertanyakan. Para atlet ini, diluar kekuatan fisiknya, tidak mematuhi pelatihan yang tepat yang sesuai dengan regulasi dan aturan olah raga mereka masing-masing. Mereka hanya berpikir untuk menang, untuk mengalahkan lawan mereka. Hanya karena satu tujuan ini dalam pikiran mereka, mereka mengesampingkan berlatih yang benar. Secara fisik mereka memang semakin kuat, sementara secara emosi mereka tidak berkembang. Keadaan seperti itu sangat berbahaya....click disini untuk baca selanjutnya
Lewat kata dan etika, dua hal ini dikenal sebagai “sebuah jalan” (dalam karate). Sebuah jalan yang didalamnya diperlukan untuk memahami sifat manusia, merefleksikan diri sendiri dan membangun pikiran yang selaras dengan bumi lewat mencintai bunga-bunga, alam, dsb. Seni Jepang lain yang juga telah ditetapkan sebagai jalan adalah sho-do (cara menulis kaligrafi) dan ko-do (cara menyajikan wewangian).
Belajar seni-seni tersebut tanpa merangkul jalan yang menyertainya, belajar tanpa etika dan tata cara yang sesuai, akan menghasilkan karakter yang miskin pengetahuan. Atas dasar inilah Master Gichin Funakoshi dianggap sebagai Bapak Karate Moderen, sebagai orang yang menambahkan akhiran “do” pada karate hingga menjadi kata karate-do.
Sementara banyak atlet olah raga yang dianugerahi fisik yang kuat, karakter sebagian dari mereka masih dipertanyakan. Para atlet ini, diluar kekuatan fisiknya, tidak mematuhi pelatihan yang tepat yang sesuai dengan regulasi dan aturan olah raga mereka masing-masing. Mereka hanya berpikir untuk menang, untuk mengalahkan lawan mereka. Hanya karena satu tujuan ini dalam pikiran mereka, mereka mengesampingkan berlatih yang benar. Secara fisik mereka memang semakin kuat, sementara secara emosi mereka tidak berkembang. Keadaan seperti itu sangat berbahaya....click disini untuk baca selanjutnya
IKKEN HISSATSU
Anda pernah mendengar istilah “ikken hissatsu”
? Bagi praktisi Shotokan tentu tidak asing dengan istilah ini. Ikken
Hissatsu adalah salah satu dari sekian banyak filosofi Shotokan yang
berkaitan dengan pertarungan (combat oriented).
“Ikken” berarti tunggal, sedang “hissatsu” berarti serangan. Ikken
Hissatsu berarti bertujuan membunuh dengan satu serangan. Dalam
literatur lain istilah ini ada yang menyebut dengan “ippon ieatsu”.
Banyak yang salah kaprah dengan dengan istilah ikken hissatsu ini.
Sebagian praktisi karate menganggap bahwa membunuh lawan diperbolehkan.
Tentu saja ini salah besar.
Meski terdengar seram, makna hakiki dari ikken hissatsu tidak sesimpel itu. Untuk memahami istilah ini Anda cukup membayangkan sedang dikepung oleh lawan lebih dari satu. Masing-masing dari lawan memegang senjata yang siap memotong leher Anda kapan saja. Masing-masing mempunyai teknik yang Anda sendiri tidak mengetahui. Singkatnya, Anda dalam posisi yang terjepit. Bagaimana Anda akan menghadapi situasi yang serba sulit ini ?. Dalam kondisi seperti inilah konsep ikken hissatsu benar-benar diperlukan......Click disini untuk selanjutnya
Meski terdengar seram, makna hakiki dari ikken hissatsu tidak sesimpel itu. Untuk memahami istilah ini Anda cukup membayangkan sedang dikepung oleh lawan lebih dari satu. Masing-masing dari lawan memegang senjata yang siap memotong leher Anda kapan saja. Masing-masing mempunyai teknik yang Anda sendiri tidak mengetahui. Singkatnya, Anda dalam posisi yang terjepit. Bagaimana Anda akan menghadapi situasi yang serba sulit ini ?. Dalam kondisi seperti inilah konsep ikken hissatsu benar-benar diperlukan......Click disini untuk selanjutnya
Rabu, 05 Oktober 2016
Jabar Juara Umum Cabang Karate PON 2016
1. Click disini untuk melihat hasil Cabor Karate PON XIX Jabar 2016
2. Click disini untuk melihat table Medali Cabor Karate PON XIX Jabar 2016
HUT TNI KE -71, KEJURDA INKAI JATENG 2016
Untuk Karateka INKAI Sejawa Tengah yang ingin berkompetisi, Yuk … bergabung di acara Kejuaraan Daerah Karate INKAI Danpomdam IV/Diponegoro Cup VII Se Jawa Tengah 2016 dalam rangka memperingati hari HUT TNI ke 71
Acara diselenggarakan,
Tanggal 7-9 Oktober 2016
Lokasi GOR Gelarsena, Klaten
Untuk pendaftaran & info lebih lanjut bisa hubungi,
Sekertariat Komp. GOR Gelarsena, Jl. Mayor Sunaryo No. 24, Klaten
Email : panitiakejurdainkaijateng2016@gmail.com
Langganan:
Postingan (Atom)